Bagiberita.id, Sumenep – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumenep yang semakin dekat, netralitas aparat penegak hukum menjadi sorotan publik. Dalam situasi politik yang panas ini, peran Kapolres diharapkan tetap netral dan menghindari segala bentuk keberpihakan yang dapat memicu ketidakpuasan di masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Fauzi As, seorang pemerhati kebijakan publik yang menyerukan pentingnya Kapolres Sumenep untuk menjaga netralitasnya.
Sebab, sebelumnya Fauzi mendapati fakta bahwa terjadi pemanggilan sejumlah kepala desa di kecamatan Gapura, oleh Polres Sumenep.
Fauzi menegaskan bahwa posisi Kapolres sebagai penegak hukum dan pengayom masyarakat harus terhindar dari kepentingan politik. “Kapolres itu posisinya pada momentum politik ini harus netral, kalau tidak netral maka akan dilempari batu oleh supporter,” ucap Fauzi di kediamannya pada Jumat (8/11). Pernyataan ini merujuk pada kekhawatiran masyarakat akan aparat yang terlibat dalam politik praktis, terutama dalam mendukung salah satu calon di pilkada.
Fauzi juga mengibaratkan peran Kapolres dalam Pilkada Sumenep ini layaknya seorang wasit dalam pertandingan sepak bola. Menurutnya, Kapolres harus memilih apakah akan menjadi wasit yang adil atau pemain yang terlibat dalam pertandingan politik. “Ada dua opsi untuk Kapolres, mau jadi wasit atau mau jadi pemain. Kalau mau jadi pemain, ya ayo main dengan saya,” sindir Fauzi dengan nada menantang.
Namun Fauzi As memaparkan, baiknya Kapolres menjadi wasit bola yang adil, jangan condong pada pihak-pihak tertentu, untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat kepada APH.
Pernyataan Fauzi ini dianggap sebagai kritik terbuka terhadap aparatur yang diduga terlibat dalam politik praktis di wilayah Sumenep. Fauzi berharap agar Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso, bisa menunjukkan sikap netralnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban tanpa condong pada salah satu pihak. “Aparat harus mengutamakan kepentingan publik, bukan kepentingan kelompok politik tertentu,” tambah Fauzi.
Sementara itu, Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri Santoso SH, SIK, MM., mengatakan bahwa hingga detik ini pihaknya tetap menjaga netralitas, yang disampaikan dalam klarifikasi dari pihak kepolisian terkait tudingan yang disampaikan oleh pemerhati kebijakan tersebut, Fauzi As.
“kami polres Sumenep netral dan berulang-ulang, kami sampaikan atensi ke seluruh anggota polres Sumenep untuk netral,” terang Henri.
Di sisi lain, para pengamat politik setempat menilai bahwa isu netralitas aparat di masa Pilkada bukanlah hal yang baru. Mereka berpendapat bahwa sikap netral dari kepolisian sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi di Sumenep. “Jika aparat terlihat berpihak, maka masyarakat bisa kehilangan kepercayaan terhadap proses pemilihan,” ujar seorang pengamat.
Pentingnya menjaga netralitas aparat penegak hukum di Sumenep ini semakin krusial menjelang Pilkada. Keberadaan aparat yang netral diharapkan dapat menciptakan suasana damai dan menghindari konflik antarpendukung calon kepala daerah. Harapan masyarakat, terutama dari kalangan pemerhati publik, agar Kapolres Sumenep tidak terlibat dalam politik praktis dan berfokus pada tugas utamanya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. (RHN)