Oleh: Rudi Hermawan, Sumenep
Jelang usianya ke 754 tahun kota Sumenep masih remang cahaya kota. Entah kapan Sumenep tampak cantik bersinar. Bisakah kita menanti bersinarnya cahaya kota.
Beruntung pertokoan di kanan kiri jalan dalam kota Sumenep masih mau menyokong penerangan, jika tidak entah bagaimana gulitanya kota.
Lihat saja sepanjang jalan yang membentang arah utara – selatan pusat kota Sumenep lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) hanya satu dua yang menyala, selebihnya hanya lampu pertokoan sebagai penerangan jalan.
Melihat kondisi masih muramnya cahaya kota Sumenep saat ini jauh panggang dari api dengan sudah digaungkannya MASA KEJAYAAN SUMENEP sebagai tema Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 754 mendatang, nampaknya bagai kita perlu cuci muka dari bangun tidur dengan mimpi dikejar arwah gentayangan.
Belum jelas mengapa sebagian besar PJU masih malu memancarkan cahayanya. Ataukah masih ada yang sakit parah di dalamnya.
Biaya listrik PJU menjadi tanggung jawab Pemda, artinya pemda membayar kepada PLN untuk penggunaan listrik PJU.
Namun semua pengguna/pelanggan listrik juga membayar untuk PJU yang membayarnya menjadi satu tagihan, artinya iuran warga untuk PJU menjadi satu yang dibayarkan kepada PLN.
Tegasnya warga/pelanggan listrik turut iuran untuk biaya PJU.
Atau soal PJU yang masih muram ini memang satu kesepahaman dan kesepakatan antara pemerintah dengan Dinas Perumahan, kawasan Permukiman, dan Perhubungan (Perkimhub).
Bahkan ada celetukan dalam WhatsApp Group (WAG) Sumenep bahwa area kuburan tidak lagi seram karena lebih terang daripada area kota dan Tajamara (Taman Jajanan Madura) yang berlokasi di selatan kota, tepatnya desa Kolor. Di Tajamara juga terdapat tempat duduk dan gazebo tempat untuk nongkrong yang berpotensi dibuat tempat berpacaran muda-mudi.
“Kamu punya pacar, cari tempat buat mesum, berikut rekomendasi dari 2 tempat yang asyik di kota keris Sumenep”, tulis salah satu anggota WAG.
“Lokasi kedua sepanjang jalan Pamolokan ke arah kota, saran kita lebih baik naik motor dan parkir di trotoarnya, suasana sangat gelap karena lampu PJU juga sengaja dimatikan, area kuburan tidak lagi seram karena justru lebih terang, lengkap sudah fasilitas kota yang sedang dalam masa kejayaan nya ini,” , begitu candaan sebagai sindiran di medsos.
Lokasi stadion A. Yani Sumenep juga dengan kondisi bukan hanya remang atau kurang penerangan tetapi gelap gulita, tentu hal yang demikian di beberapa titik lokasi berpotensi memberikan peluang dan kesempatan untuk dijadikan tempat mesum bagi para remaja dan dewasa. Bahkan dapat memicu tindak kejahatan lain.
Tak hanya itu, masih terdapat lokasi-lokasi tertentu yang tidak memanfaatkan PJU sebagai penerangan jalan.
Lalu siapa yang paling bertanggungjawab atas kondisi gelap gulita pada hampir sepanjang jalanan area kota dan di banyak lokasi-lokasi tersebut.
(redaktur).