Bagiberita.id, Sumenep – Soal kasus tali kutang yang sedang viral Daikabupaten Sumenep penyidik kembali serahkan berkas kepada Jaksa pada tanggal 22/2/2023 kemarin, setelah sempat dikembalikan kepada penyidik oleh jaksa sebelumnya pada 23 Januari 2023.
Sebagaimana dilansir oleh kabarmadura.id, (23/2/2023), penyerahan kembali berkas perkara tersebut dinilai sebagai situasi yang memastikan bahwa tindak pidana yang dilakukan Tersangka benar-benar terjadi, terutama setelah Penyidik Polres Sumenep menerima keterangan Psikolog tanggal 21/2/2023.
Selain itu, seperti dilansir dari mediajatim.com. (23/2/2023), Pengacara korban menjelaskan bahwa keterangan Psikolog tersebut untuk membuktikan adanya trauma yang dialami korban.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Kurniadi selaku Penasehat Hukum Tersangka, hanya tertawa ngakak. Kepada wartawan Kurniadi mengatakan bahwa bila benar Psikolog menerangkan korban mengalami trauma, pihaknya tidak menampik adanya potensi tersebut.
Namun demikian, trauma yang dialami korban pasca kejadian itu, dikatakan Kurniadi haruslah jelas merujuk pada peristiwa yang mana. Sebab, kata Kurniadi, pasca kejadian tersebut korban mengalami serangkaian peristiwa tragis lainnya yang memungkinkan korban mengalami trauma.
“Yah, bisa jadi ER (inisial korban) memang mengalami trauma. Tapi penyebabnya bukan karena tepuk bokong dan lepas tali kutang, mas. Melainkan karena peristiwa lain yang datang susul menyusul kepada korban”, Jelas Kurniadi kepada wartawan melalui sambungan telponnya (25/2).
Sementara disinggung mengenai peristiwa apa saja yang dialami korban, Kurniadi menyebutkan satu demi satu peristiwa yang dialami, antara lain cekcok dengan Pacarnya, yaitu oknum Polisi Penjara Lapas Pamekasan yang sebelumnya ramai diberitakan media yang diduga menjadi dalang di balik viralnya kasus tali kutang ini.
Kurniadi melanjutkan, korban juga cekcok dengan kedua orang tuanya bahkan dengan kerabat lainnya, karena korban lebih memilih tunduk kepada pacarnya daripada patuh kepada kedua orang tuanya sendiri.
Terakhir, kata Kurniadi, korban dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan percekcokan antara pacarnya dengan kedua orang tuanya karena satu sama lain berselisih tentang masalah ini. Pacar korban kokoh mempersoalkan Tersangka sedangkan kedua orang tuanya menganggap Tersangka tidak salah.
Hingga akhirnya korban mengalami peristiwa tragis lainnya, yaitu ayahnya jatuh sakit hingga meninggal dunia akibat beban psikis karena terus menerus berselisih dengan pacar korban yang notabene merupakan calon menantunya, lanjutnya.
Yang tidak kalah tragisnya, kata Kurniadi, korban akhirnya mengalami sendiri kekejaman pacarnya, wajahnya bengkak, memar dan lebam-lebam akibat dihajar oleh pacarnya tersebut karena diduga cemburu kepada seseorang yang melakukan kontak ke nomor ponsel korban.
Sebelumnya banyak diberitakan pacar korban berinisial HP, dikatakan pencemburu besar yang tidak rela melihat korban dekat dengan pria lain, termasuk tidak boleh dekat dengan Tersangka yang notabene teman sekantor dengan korban . (Redaktur).