Menilik Pesona Keindahan Pulau Mandangin, Sajikan Panorama Pantai hingga Wisata Diving

Foto: Pesona Keindahan Pulau Wisata Mandangin, Kabupaten Sampang.

MADURA memiliki ratusan gugusan pulau. Salah satunya, Pulau Mandangin di Kabupaten Sampang. Pulau dengan luas wilayah 90,4 hektar itu menyajikan sejuta keindahan yang siap memanjakan mata setiap pengunjungnya. Keindahan alam, budaya, situs religi serta nilai sejarah yang ada di pulau dengan jumlah penduduk sekitar 20 ribu orang itu sangat menarik diikuti.

Secara geografis, pulau ini dibagi menjadi tiga dusun. Yakni, Dusun Barat, Dusun Kramat dan Dusun Candhin. Kondisi sosial masyarakat sangat ramah dan bersahabat. Siapa pun yang berkunjung, akan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.

Bacaan Lainnya

Meski tergolong orang baru, tetap akan disambut layaknya teman lama dan saudara. Mayoritas pekerjaan warga Pulau Mandangin adalah melaut. Hasil tangkapan ikan di pulau tersebut dalam setahun bisa mencapai 15 ribu ton lebih. Masyarakat hidup dari hasil melaut.

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbahan dasar hasil laut juga berkembang begitu pesat. Sebagian warganya hidup di perantauan seperti Arab Saudi. Setelah kondisi ekonominya mapan, mereka kembali ke tanah kelahiran dan mengembangkan usaha.

Potensi dan Rekomendasi

• Wisata Pantai

Pulau Mandangin punya potensi besar di bidang pariwisata. Pemandangan alamnya sangat indah. Salah satunya, pemandangan alam di Dusun Candhin. Wilayah timur pulau ini memiliki bongkahan batu yang ketika air laut sedang pasang, sekelilingnya dipenuhi air sehingga pemandangannya seperti pulau kecil. Namun, ketika air laut surut, warga bisa dengan mudah menjagkau bongkahan batu itu untuk berswafoto dan mengabadikan momen lainnya bersama keluarga dan kerabat.

Bongkahan batu itu bisa menjadi ikon wisata di pulau tersebut. Bahkan, bisa jadi ikon wisata di Kabupaten Sampang. Mengingat, hanya Mandangin yang memiliki anugerah keindahan alam dengan bongkahan batu yang tumbuh pepohonan di dalamnya. Pada pagi hari, bongkahan batu itu terlihat sangat indah dengan latar belakang matahari terbit.

Pemkab Sampang mulai melirik potensi yang ada dengan menggelar beberapa kegiatan seperti Festival Pesisir Pantai dan kegiatan lainnya. Namun, kegiatan tersebut nampaknya belum berdampak signifikan terhadap pengembangan pariwisata di Pulau Mandangin. Butuh sentuhan yang lebih kreatif dan inovatif agar potensi yang terkandung di dalamnya bisa dikelola dengan maksimal.

Kekayaan laut Pulau Mandangin juga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata. Saat malam hari, biasanya masyarakat memancing cumi-cumi. Jika dikonsep menjadi wisata pantai dan dilengkapi dengan sarana prasarana berupa tempat bakar ikan, akan memberikan nilai lebih kepada masyarakat luar daerah berkunjung ke pulau tersebut.

• Wisata Religi

Pulau Mandagin sangat erat dengan cerita rakyat tentang sepasang kekasih bernama Bangsacara dan Ragapatmi. Dua sejoli ini yang memiliki cinta sejati yang hanya bisa dipisahkan oleh maut. Cerita legenda ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat berkunjung ke Pulau Mandangin. Apalagi, pusara keduanya bersama dua anjing piarannya masih ada dan dirawat oleh masyarakat setempat.

Tidak jarang warga luar pulau berkunjung hanya karena untuk keperluan ziarah ke pusara Bangsacara dan Ragapatmi. Magnet kunjungan yang begitu besar itu bisa dijadikan peluang besar untuk mengembangkan wisata religi yang bisa berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.

Wisata Diving

Pulau Mandangin memiliki keindahan bawah laut yang sangat berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata. Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan eksplorasi dan konservasi terumbu karang. Potensi tesebut bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata yang dikolaborasikan degan potensi lainnya.

• Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan di Pulau Mandangin sebenarnya cukup memadai. Terdapat 15 lembaga pendidikan, mulai dari SD atau MI hingga SMA atau MA. Namun, masalah yang kerap dihadapi adalah kurang optimalnya kegiatan belajar mengajar (KBM) lantaran mayoritas guru yang mengajar berasal dari wilayah daratan. Akibatnya, mobilitas tenaga pendidik itu bergantung pada transportasi laut.

Mobilitas guru menyesuaikan dengan jadwal kapal pagi hari dan siang hari. Kondisi tersebut berdampak pada optimalisasi kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, butuh solusi dari pemerintah agar peserta didik di Pulau Mandangin mendapat layanan pendidikan yang baik. Kondisi kelistrikan juga berdampak pada optimalisasi kegiatan pembelajaran. Mengingat, listrik di pulau ini belum bisa menyala 24 jam.

• Rekomendasi

Pengembangan destinasi wisata teritegergasi dan berkelanjutan.

Semua potensi yang akan dikembangkan dengan baik sehingga masyarakat yang berkunjung ke Pulau Mandangin bisa menikmati suguhan pariwisata dari berbagai bidang seperti wisata pantai, wisata religi dan dan wisata diving sekaligus.

Mengembangkan wisata religi Bangsacara dan Ragapatmi

Pengembangan wisata religi bisa dilakukan dengan cara menggelar kegiatan besar seperti misalnya ”Haul Bangsacara dan Ragapatmi”. Kegiatan ini diyakini akan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat berkunjung ke Pulau Mandangin. Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, juga bisa digelar bazar sehingga perekonomian masyarakat setempat ikut tumbuh.

Pengembangan energi terbarukan

Salah satu kebutuhan masyarakat Pulau Mandangin adalah ketersediaan pasokan listrik. Keterbatasan listrik berdampak pada kurang optimalnya aktivitas masyarakat termasuk pendidikan. Pemanfaatan energi terbarukan seperti energi angin atau matahari sangat pas dikembangkan agar listrik di setiap rumah bisa menyala 24 jam dan bisa memenuhi kebutuhan listrik lainnya.

Optimalisasi peran tenaga pendidik

Masa depan Pulau Mandangi ke depannya akan ditentukan generasi muda saat sekarang. Untuk itu, sektor pendidikan harus betul-betul menjadi perhatian. Salah satunya, dengan mengoptimalkan peran tenaga pendidik. Jika selama ini kegiatan belajar mengajar (KBM) terkendala transportasi, maka sudah saatnya pemerintah memiliki solusinya. Salah satunya, rekrutmen guru lebih diutamakan untuk warga asli Pulau Mandangi. Dengan demikian, mereka akan maksimal memberikan pelayanan pendidikan dan tidak hanya terbatas jam mengajar dan jadwal kapal.

Artikel ini ditulis mahasiswa Program Magister PSDA Universitas Trunojoyo Madura angkatan 2023 sebagai materi UTS mata kuliah Pengelolaan Ekosistem.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *