Founder Setara Perempuan Desak Hukuman Mati bagi Pelaku Pembunuhan Mahasiswi UTM

Aliya Zahra Founder Setara Perempuan

Bagiberita.id, Sumenep – Kasus pembunuhan keji terhadap mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Bangkalan, yang dilakukan dengan cara dibakar hidup-hidup, menyulut kemarahan publik. Peristiwa ini menjadi sorotan luas, mengingat kekejaman tindakan tersebut mencerminkan krisis perlindungan perempuan di Madura.

Founder Setara Perempuan Sumenep, Aliya Zahra, mengecam keras tindakan pelaku yang dinilainya tidak manusiawi dan amoral. Ia menilai, hukuman berat hingga hukuman mati layak dijatuhkan kepada pelaku sebagai bentuk keadilan bagi korban. “Hukuman 15 tahun penjara terlalu ringan untuk tindakan sekeji ini. Kehilangan nyawa secara tragis tidak bisa dibandingkan dengan hukuman yang ringan,” tegas Aliya.

Menurut Aliya, kasus ini tidak hanya mencoreng nama baik masyarakat Madura, tetapi juga memperkuat stigma negatif terhadap daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap perempuan di Madura masih sangat lemah. Ia menekankan perlunya langkah tegas untuk memastikan lingkungan yang aman bagi perempuan di wilayah ini.

“Jika hukuman bagi pelaku pembunuhan keji seperti ini tidak maksimal, maka predator seksual dan pelaku kejahatan lainnya akan semakin berani,” lanjutnya. Aliya juga menyerukan pentingnya hukuman mati sebagai efek jera yang nyata.

Selain itu, Aliya mendorong agar seluruh pihak berwenang, termasuk penegak hukum, organisasi pemerhati perempuan, dan masyarakat, bersatu menuntut keadilan. Ia menyatakan, kasus ini harus diadili dengan transparan dan adil, agar menjadi preseden bagi kasus serupa di masa depan.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga marwah Madura sebagai daerah yang berbudaya dan bermoral tinggi. “Kita tidak boleh membiarkan tindakan seperti ini mengakar di Madura. Sudah saatnya masyarakat dan pemerintah bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kejahatan terhadap perempuan,” ujarnya.

Aliya berharap, keadilan bagi korban dapat segera terwujud melalui keputusan hukum yang tegas. Ia juga menekankan perlunya edukasi masyarakat untuk menghentikan budaya kekerasan yang menargetkan perempuan.

“Jika kita tidak bertindak tegas sekarang, maka perempuan akan terus hidup dalam ketakutan. Mari kita bersatu untuk mengembalikan Madura sebagai tempat yang aman bagi semua,” tutup Aliya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *