Bagiberita.id, Sumenep – Sebuah penemuan mengejutkan terjadi di perairan barat daya Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura. Sebanyak 35 kilogram narkotika jenis sabu ditemukan oleh empat nelayan lokal pada Rabu (28/5), memicu kehebohan dan sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan aparat keamanan.
Barang haram yang ditemukan dalam sebuah drum besi terapung sekitar 4 mil dari pantai itu langsung diamankan, berkat inisiatif warga dan kesigapan dua personel Babinsa dari Koramil 0827/22 Masalembu. Aksi cepat mereka menuai pujian luas, salah satunya datang dari Ketua Umum LSM Barisan Investigasi dan Informasi Keadilan (BIDIK), Didik Haryanto.
“Ini bukan hanya tentang barang bukti. Ini soal menyelamatkan masa depan generasi. Bayangkan bila sabu itu jatuh ke tangan jaringan narkoba, berapa banyak anak muda yang akan hancur,” ujar Didik, Jumat (30/5).
Didik, yang juga Ketua DPD Gibran Center Kabupaten Sumenep, menilai tindakan dua Babinsa tersebut sebagai cerminan nyata pengabdian TNI di daerah perbatasan dan kepulauan. Ia menggarisbawahi pentingnya peran TNI dalam memperkuat pengawasan di jalur-jalur laut yang kerap dimanfaatkan oleh jaringan penyelundupan narkotika internasional.
Kronologi penemuan ini berawal dari nelayan Dusun Ambulung, Desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu. Mereka adalah Sirat (60), Naim (30), Fadil (25), dan Mastur (40). Keempatnya menemukan drum besi mencurigakan saat melaut. Setelah dibawa ke darat dan dibuka keesokan harinya, drum tersebut ternyata berisi 35 paket plastik utuh yang diduga kuat berisi sabu.
Temuan itu langsung dilaporkan oleh Mastur ke Koramil setempat, lalu diteruskan ke Polsek Masalembu. Aparat gabungan TNI dan Polri segera mengamankan lokasi dan barang bukti, yang kini sedang dalam proses pengujian laboratorium oleh Polres Sumenep.
Kapolsek Masalembu, Ipda Asnan, membenarkan langkah cepat yang diambil oleh pihaknya.
“Langkah pengamanan langsung kami ambil untuk menjaga keaslian barang bukti. Saat ini proses identifikasi sedang berjalan, termasuk pelacakan asal-usul barang tersebut,” jelasnya.
Didik Haryanto menegaskan bahwa penemuan ini merupakan peringatan keras akan lemahnya pengawasan laut di wilayah kepulauan. Ia menyarankan agar sinergi antar-lembaga diperkuat, dan edukasi bahaya narkoba digalakkan hingga ke desa-desa pesisir.
“Langkah cepat Babinsa ini bukan hanya soal prosedur, tapi bentuk nyata penyelamatan generasi. Ini harus dicontoh oleh aparat lain di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Sebagai wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan jalur laut internasional, kawasan Madura, termasuk Masalembu, sangat rawan menjadi lintasan penyelundupan. Karena itu, menurut Didik, sistem pengawasan dan kehadiran aparat harus diperkuat, termasuk dengan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai mata dan telinga negara.
“Penting untuk melibatkan masyarakat. Karena merekalah yang pertama kali bersentuhan dengan kondisi di lapangan. Kita butuh sistem deteksi dini yang berbasis komunitas,” pungkas Didik.
Penemuan ini tak hanya menyelamatkan nilai miliaran rupiah dalam bentuk sabu, tetapi juga mencegah potensi kerusakan sosial yang lebih besar. Tindakan sigap para Babinsa dan keberanian nelayan lokal menjadi bukti bahwa keamanan negara adalah tugas bersama. (* )