Kalianget, Kawasan Modern Pertama di Madura Pada Masa Hindia-Belanda

Foto: Bangunan tua peninggalan VOC di Kalianget

Bagiberita.id, Sumenep – Kota Tua Kalianget menjadi saksi pusat peradaban di Madura di masa lampau.

Masih berdirinya bangunan-bangunan tua dan berbagai peninggalan dari masa penjajahan membuktikan bagaimana suasana kehidupan modern yang pernah terjadi di masa lalu.

Bacaan Lainnya

Kalianget adalah kawasan kota modern pertama yang ada di pulau Madura yang dibangun VOC.

Saat itu Kalianget dikembangkan sebagai kota karena memiliki lokasi strategi dan merupakan daerah pelabuhan tersibuk di selat Madura.

Pelabuhan tertua yang ada di Sumenep ialah pelabuhan Kertasada yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari pusat kota Sumenep.

Pada tahun 1705, Sumenep jatuh ke tangan VOC dan mulai dibangun benteng di Kalianget barat. Mungkin lantaran saat itu posisinya kurang strategis serta berbatasan dengan laut di selat Madura,benteng tersebut pun tidak dilanjutkan pembangunanya.Kini bangunan itu dan dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Loji Kantang.

Pabrik garam briket modern pertama dibangun tahun 1899 usai VOC dibubarkan,lengkap dengan fasilitas lapangan tenis,kolam renang, bioskop ,taman kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan pabrik garam kala itu.Di sana juga terdapat berbagai sarana pendukung untuk distribusi hasil garam, gedung pembangkit listrik, pelabuhan, dan transportasi berupa trem uap.

Selain menjadi peninggalan bersejarah saat ini, bangunan-bangunan tersebut juga menjadi bukti dari betapa kuatnya pemerintah Hindia – Belanda memonopoli hasil garam yang ada di Madura.

Goodnewsfromindonesia edisi 25 Januari 2022 kepada Dian Afrillia Budayawan Sumenep Ibnu Hajar,mengatakan pembangunan pabrik garam Briket saat itu menjadi tanda kemajuan di Kalianget. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Madura masih identik dengan bangunan joglo yang menghadap ke selatan. Namun, di Sumenep sendiri sudah ditemukan bangunan-bangunan dengan arsitektur modern.

Dijelaskan Ibnu bahwa saat di daerah lain masih bernuansa keraton atau kerajaan yang sarat budaya, di Kalianget saat itu bahkan sudah modern dan melampaui zamannya. Bahkan, ketika masa itu alat-alat tradisional masih digunakan di daerah lain, Kalianget sudah menggunakan teknologi modern. Sebagai buktinya, ada lori kereta untuk mengangkut garam, padahal di Madura saat itu orang-orang masih mengandalkan dokar atau delman.

Dengan adanya pabrik garam, kawasan Kalianget menjadi pusat produksi sekaligus distribusi garam yang sangat produktif sampai-sampai pulau Madura dijuluki sebagai Pulau Garam.

Kalianget juga diajukan sebagai Cagar Budaya Sumenep untuk menambah daftar objek cagar budaya lain seperti Museum Keraton, Masjid Jamik, dan Asta Tinggi.

Mengunjungi Kota Tua Kalianget bisa melihat suasana kota lama yang dibangun sekitar tahun 1700-an dan tentunya menyaksikan aktivitas padat khas pelabuhan. juga dapat mengunjungi spot jam dinding tua di Pos Jaga Lonceng yang berada di pintu masuk timur pabrik garam. Dulunya tempat tersebut merupakan check point bagi para pekerja pabrik.

Selain itu juga masih ada gedung pembangkit Listrik Sentral yang dibangun tahun 1914. Gedung yang kini terkesan angker tersebut dulunya memenuhi kebutuhan listrik semua rumah di lahan pergaraman. (redaktur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *