Bagiberita.id, Sumenep – Ultimatum Polres, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) Koordinator Daerah Sumenep menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sumenep, Rabu (13/8).
Mereka menuntut kepolisian setempat segera menuntaskan sejumlah kasus korupsi yang dinilai mangkrak tanpa kejelasan hukum.
Aksi dimulai pukul 13.30 WIB, sepanjang demonstrasi, Kapolres Sumenep AKBP Rivanda maupun Kasat Reskrim tidak hadir menemui massa. Hal ini memicu sorakan dan kekecewaan dari para peserta aksi yang berharap dialog langsung.
“Kami datang bukan untuk bentrok. Kami ingin duduk bersama dan mendengar langsung komitmen penegakan hukum dari Kapolres maupun Kasat Reskrim. Sudah bertahun-tahun, ada kasus besar yang penanganannya seperti sengaja diperlambat,” kata Koordinator Lapangan, Rabith Watsiqi, dalam orasinya.
Dear Jatim merinci sedikitnya enam kasus dugaan korupsi yang mendesak untuk diusut:
• Pembangunan Gedung KIHT Tahap I (2021) – Proyek senilai Rp9,62 miliar ditemukan cacat konstruksi, dugaan pelanggaran teknis, dan rekanan tanpa bukti kepemilikan bangunan.
• Tunjangan Profesi Guru (TPG) Sertifikasi & Non-Sertifikasi (2020–2021) – Dana miliaran rupiah diduga diselewengkan atau didepositokan sebelum disalurkan.
• Anggaran Dinas PUTR Sumenep (2022) – Temuan BPK terkait fee proyek 30%, kualitas pekerjaan buruk, dan penguasaan aset tanah oleh pihak pribadi.
• Dana Pokir DPRD (2021–2023) – Dugaan jual beli proyek, pekerjaan fiktif, dan program tumpang tindih yang menimbulkan kerugian negara puluhan miliar.
• Pemotongan Dana Program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) – Bantuan Rp5 juta per penerima dipotong hingga tersisa Rp1 juta tanpa dasar hukum.
• Kasus Bank Jatim Cabang Sumenep (2019) – Penyalahgunaan fasilitas EDC untuk transaksi fiktif dengan kerugian sekitar Rp22 miliar.
Rabith juga menyoroti inkonsistensi Satreskrim Polres Sumenep dalam menangani perkara. Menurutnya, pada 2023 Unit Tipikor sempat menetapkan enam tersangka dalam kasus proyek Dinas Kesehatan, tetapi perkara besar lain dibiarkan meredup.
Kabag Ops Polres Sumenep, AKP Junaidi, yang menemui massa menjelaskan bahwa Kapolres sedang dinas luar kota, sedangkan Kasat Reskrim berada di Surabaya. “Kanit Pidkor saat ini ada di Gapura,” ucapnya singkat.
Aksi berlangsung tertib hingga bubar sore hari. Namun, Dear Jatim menegaskan akan kembali turun dengan jumlah massa lebih besar jika kepolisian kembali mengabaikan tuntutan. “Kami akan buktikan, aksi ini bukan gertakan. Publik harus melihat bahwa penegakan hukum di Sumenep tidak boleh tebang pilih,” tutup Rabith.