Pelatih Kejurkab Meledak: “Noval Diinjak, PBSI Sumenep Dituding Pilih Kasih!”

Gambar ilustrasi (Bagiberita.id. doc)

Bagiberita.id, Sumenep – Aroma ketidakadilan menyengat dari tubuh PBSI Sumenep. Pelatih Kejurkab, Moh. Samsul Jamali yang akrab disapa Iil melontarkan kritik tajam terhadap Kepala Disbudporapar sekaligus Ketua PBSI Sumenep, H. Mohammad Iksan, terkait kebijakan pemanggilan atlet untuk pemusatan latihan.

Pemicunya, Noval, atlet binaannya yang juga pemain PBSI, tidak dipanggil tanpa alasan yang jelas dan tanpa komunikasi apa pun ke pihak pelatih daerah.

Bacaan Lainnya
Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, H. Mohammad Iksan saat ditemui di ruang kerjanya.

“Yang saya sangat sayangkan, kenapa tidak ada surat pemanggilan sama sekali untuk Noval? Dia pemain PBSI juga. Harusnya ada surat resmi, supaya bisa ada dispen dari sekolah. Kalau dia nanti tersingkir pun tidak masalah, yang penting dia dipanggil. Ini tidak! Seperti diperlakukan sebagai anak tiri!” tegas Iil, dengan nada geram.

Menurut Iil, kebijakan PBSI kali ini tidak hanya semena-mena, tapi juga sarat tebang pilih. Ia menilai pemanggilan atlet dilakukan secara sepihak dan menyingkirkan atlet yang secara kualitas layak bersaing.

“Alasannya Arif dipanggil karena sudah punya pasangan di Ganda. Tapi Noval yang kualitasnya seimbang bahkan lebih baik, justru tidak dilirik. Ini keputusan yang menyakitkan,” lanjutnya.

Iil menegaskan, dirinya bukan memperjuangkan ego, tetapi prinsip keadilan. Ia menuding PBSI tidak punya mekanisme komunikasi yang sehat dengan pelatih-pelatih pembina di luar kota, khususnya dari kepulauan seperti Kangean.

“Minimal kami diajak bicara, dikasih surat, dikasih tahu. Bukan tiba-tiba ambil keputusan sepihak. Jangan cuma karena kami jauh dari pusat, anak-anak kami dianggap tidak layak,” pungkasnya.

Menanggapi tudingan itu, Kepala Disbudporapar H. Mohammad Iksan justru memberikan pernyataan yang semakin membingungkan. Ia menyebut proses pemilihan atlet dilakukan lewat rapat kolektif kolegial, berdasarkan hasil kejuaraan di berbagai tingkatan usia.

“Noval juara di kategori remaja. Tapi yang kita ambil adalah juara dari kategori dewasa seperti Illafi Arohi dan Raihan. Jadi kami ambil yang terbaik berdasarkan kategori,” jelas Iksan, Jumat (13/6).

Namun publik mencium keganjilan, jika benar semua juara di tiap kategori dikirim, mengapa Noval justru diabaikan? Bahkan tanpa notifikasi atau pemanggilan resmi?

Kritik Iil membuka borok lama dalam sistem pembinaan olahraga di Sumenep, yakni kurangnya transparansi, komunikasi, dan keadilan dalam seleksi atlet. Jika dibiarkan, bukan tak mungkin kepercayaan terhadap PBSI Sumenep akan runtuh di mata para pelatih daerah dan generasi atlet muda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *